Kamis, 25 Desember 2008

Place of clubbing in soerabaya

Ini suasana dugem di Kowloon, Plasa Surabaya.

Menurut Dahlan Iskan, bos Grup Jawa Pos, Surabaya itu bukan kota nomor dua di Indonesia, melainkan nomor enam. "Nomor satu Jakarta, nomor dua Jakarta... sampai nomor lima Jakarta. Surabaya nomor enam," ujar Pak Dahlan dalam berbagai kesempatan.

Ungkapan 'kota nomor enam' ini akhirnya sangat populer di Surabaya. Kenapa hanya nomor enam? Ini menyangkut perputaran uang. Di Indonesia distribusi ekonomi memang sangat timpang. Sedikitnya 80 persen uang beredar di Jakarta, Jakarta, Jakarta, dan Jakarta. Orang daerah, termasuk Surabaya, hanya kecipratan yang 20 persen.

Namun, untuk urusan hiburan malam alias dugem [dunia gemerlap], Surabaya sebetulnya tidak kalah lah sama Jakarta. Bahkan, jauh sebelum kemerdekaan Surabaya sudah punya klub [club, kelab] malam. Industri hiburan sudah ada sejak era Hindia Belanda. Contoh, Gedung Balai Pemuda [dulu Simpangsche Societeit] berdiri sejak 1907.

Sabelonnya lagi ada tempat-tempat hiburan, kongkow-kongkow, untuk orang-orang Belanda atau Eropa umumnya. Komunitas Tionghoa di Pecinan pun punya tempat kumpul-kumpul dan menghibur diri jauh sebelum Indonesia merdeka, 1945. Jadi, yang namanya hiburan malam bukan barang asing di Surabaya.

Lantas, bagaimana tempat-tempat hiburan di Surabaya saat ini? Tambah heboh. Kalau dulu, sebelum 1990, terpusat di Tunjungan dan sekitarnya, sekarang ini menyebar ke empat penjuru mata angin. Di pinggiran kota ada. Mulai kelas bawah [sangat murah], pakai dangdut, artis seksi, hingga kelas eksekutif yang tiketnya jutaan rupiah ada. Anda yang suka dugem, melepas stres setelah kerja keras, monggo. Tergantung kemampuan sampean dan selera. Ada disko yang heboh, house music, dangdut, campursari pun ada.

Saking banyaknya pilihan, pejabat Kota Surabaya sendiri pun tak hafal berapa banyak tempat hiburan malam. "Wah, sulit dihitung. Ratusan, dan terus bertambah dari waktu ke waktu," kata seorang pejabat pemkot.

Lha, kalau tempat dugem macam kafe, pub, karaoke dihitung semua, termasuk di tempat-tempat pelacuran, wah, jumlahnya bukan lagi ratusan, tapi ribuan. Memang, orang kota itu gampang stres karena berbagai sebab. Ujung-ujungnya mencari pelepasan di arena dugem.

"Saya minimal dua kali seminggu ke empat dugem. Kadang ke Meteor, kadang Kowlon, Deluxe. Tergantung teman-teman lah," ujar Mr Lim, sebut saja begitu, pengusaha otomotif di Surabaya. Sekali dugem, Mr Lim menghabiskan Rp 2 juta sampai Rp 4 juta. "Soalnya, saya suka traktir relasi, ya, teman-teman lah. Hidup kan cuma satu kali. Hehehe...."

Segmen pasar tempat-tempat dugem tentu saja sangat bervariasi. Mulai remaja [ABG, anak baru gede] hingga mahasiswa, usia 25-30, 30-40, 40 ke atas, tersedia. Karena kerap meliput tempat-tempat hiburan malam, dulu, sekaligus bincang-bincang sama artis, maka sedikit banyak saya tahu gambaran dunia dugem di Surabaya.

Di Deluxe, Tunjungan, kita akan bertemu pengunjung yang umumnya sangat kaya. Mereka bos-bos atau pengusaha sukses. Lagu-lagunya nostalgia Barat dan Indonesia. Artis lama macam Meriam Bellina, Betharia Sonata, kerap tampil di sini. Di Kowloon kita menikmati hiburan bernuansa Tiongkok. Bahasanya pun berbau Tiongkok dengan warna merah khas negeri tirai bambu. Hugo's Cafe menyajikan musik nan energetik dari VJ-VJ papan atas. Rasa Sayang identik dengan dangdut.

Di Colors kita bertemu dengan pelajar SMA atau mahasiswa yang gaul dan sangat kosmopolitan. Dandanan gila-gilaan ada di sini. "Gue dugem untuk hiburan sama sosialisasi. Asyik banget deh," ujar gadis yang mengaku bernama Santi.

Bahasa Melayu-Betawi ala artis di televisi kita ibarat 'bahasa resmi' di tempat-tempat dugem remaja. Sebagai pemanis, agar lebih gaul, gokil, dicampur-campur dengan frase atau ungkapan bahasa Inggris. Ada beberapa bule mabuk ikut bergoyang mengikuti dentaman musik yang sangat rancak.

Tidak ada yang melarang tempat dugem di kota 'nomor enam' macam Surabaya. Namun, semua tahu, sejak zaman Hindia Belanda, selalu ada efek samping dari klub-klub malam. Narkoba. Seks bebas. Pelacuran. Atraksi tarian [setengah] telanjang. Minuman keras. Selingkuh. Kriminalitas. Bangkrut.

"Kalau nggak kuat iman, ya, habis. Tempat-tempat hiburan itu kan rawan godaan," kata pengusaha Mr Lim tadi.

Bagaimana dengan praktik prostitusi atau perempuan nakal di tempat-tempat dugem? "Hehehe... Kalau soal itu sejak zaman dulu sudah ada. Tapi tentu tidak terang-terangan. Kita tahu sama tahu lah," ujar Lim yang berusia 50-an tahun ini. "Saya sih nggak munafik lah. Tapi nggak sampai kecanduan. Hehehe...," tegas Lim.

Kuncinya memang kembali ke masing-masing orang. Hiburan malam memang selalu gebyar, sensual, merangsang pengunjung untuk melepaskan stres. Begitu banyak godaan di sana. Karena itu, Lim menasihatkan agar kita selalu ekstra hati-hati dan waspada. "Terutama sama pengedar dan bandar narkoba. Kalau nggak hati-hati, kita bisa masuk perangkap," pesan Pak Lim.

"Yang tidak punya uang sebaiknya nggak usah dugem. Cukup lihat TV di rumah atau cangkrukan di kampung. Sebab, kalau sudah kecanduan hiburan malam, ujung-ujungnya jadi kriminal," tambah Pak Lim.

Berikut beberapa tempat hiburan malam [dugem] di Surabaya:

1. Tavern [Hotel Hyatt]
Jalan Basuki Rahmat 124-128

2. Club Deluxe [Tunjungan Center]
Jalan Tunjungan 3 Lantai 4

3. Hugo's Cafe [Hotel Sheraton]
Jalan Embong Malang 25-31

4. Vertical Six Club [Hotel JW Marriott]
Jalan Embong Malang 85-89

5. Colors Pub
Jalan Sumatera 81

6. Kowloon Palace [Plaza Surabaya]
Jalan Pemuda 31-37

7. Qemi Club [Hotel Elmi]
Jalan Panglima Sudirman 42-44

8. Bill Belle Lounge [Hotel Garden Palace]
Jalan Yos Sudarso 11

9. Desperado's [Hotel Shangri-La]
Jalan Mayjen Sungkono

10. Station Discotheque
Plaza Tunjungan II
Jalan Tunjungan

11. RedBoxx
Pakuwon Trade Center #16

12. Vista Sidewalk Cafe
Hotel Garden, Jalan Pemuda 2

13. Drago La Brasserie
Mex Building, Jalan Pregolan 1-5

14. Meteor One Stop Entertainment
Jalan Arjuna

15. D'Boss Club
Jalan Kedungdoro 34-45

16. Studio East
Jalan Simpang Dukuh 38

17. Cangkir Cafe
Jalan Sriwijaya [belakang BCA Darmo]

18. LCC Club
Jalan Kedungdoro

19. RASA SAYANG HERO
Jalan Raya Naglik 17

20. RASA SAYANG BAMBOODEN
Jalan Diponegoro 219

21. RASA SAYANG BRAVO HOUSE
Jalan Demak 279B

22. RASA SAYANG VERANZA
Jalan Mayjen Sungkono 180

23. RASA SAYANG THR
Jalan Wijaya Kusuma

Tidak ada komentar: